PESISIR Kuala Sungai Dumai, terhampar sebuah ekosistem yang tak hanya indah, tetapi juga vital bagi kelangsungan hidup masyarakat sekitarnya.
Mangrove, dengan akar melengkungnya yang menstabilkan tanah dan daun lilinnya yang menghemat air, menjadi simbol ketahanan di tengah ancaman krisis iklim.
Namun, di balik keindahan itu, ada kisah perjuangan yang menggetarkan hati. Darwis M Saleh, seorang pencinta lingkungan berusia 57 tahun, telah menanam harapan di sepanjang pantai Dumai selama 25 tahun.
“Pohon mangrove yang saya tanam bukan hanya sekadar tanaman mereka adalah penyangga kehidupan,” ungkapnya.
Darwis mengawali misi pelestarian ini pada tahun 1999, dengan visi sederhana melindungi lingkungan untuk generasi mendatang.
Kegelisahan akan ancaman abrasi yang terus menggerus daratan memotivasi Darwis untuk bertindak. “Saya tanam satu pohon, lalu seribu, hingga kini saya percaya telah menanam sejuta pohon di hampir seluruh pesisir Dumai,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Dengan prinsip kolaborasi yang kuat, ia membangun Kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian mangrove, mendirikan Sekolah Pecinta Alam Bahari pada tahun 2010, dan berinisiatif membentuk kader peduli lingkungan.
Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Tantangan terus berdatangan, mulai dari banjir rob, kenaikan permukaan laut, hingga dampak Covid-19 yang melumpuhkan aktivitas.
"Saat pandemi, kami hampir menyerah. Namun, kami memutuskan untuk membersihkan sampah di laut dan kembali bangkit,” kenangnya.
Dengan modal seadanya, ia membeli kapal kayu bekas untuk mengangkut sampah dan menjaga ekosistem tetap bersih.
Seiring berjalannya waktu, kolaborasi dengan Pertamina Hulu Rokan (PHR) membuka lembaran baru. Melalui dana CSR, fasilitas baru dibangun di Taman Edu-Ekowisata Bandar Bakau.
“Kami tidak hanya ingin menarik wisatawan, tetapi juga menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan,” tegas Darwis.
Kini, Bandar Bakau bukan hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga pusat edukasi tentang pelestarian ekosistem pesisir. Darwis berharap, dengan segala usaha ini, anak cucunya tidak akan merasakan dampak dari ketidakpedulian terhadap lingkungan. “Saya ingin mereka tumbuh dalam dunia yang aman dan terjaga,” tutupnya.