RIAUPEMBARUAN.COM -Pagi itu, udara di sekitar Kilang Pertamina Dumai terasa lebih sibuk dari biasanya. Sirine berbunyi, tim pemadam siap dengan APAR dan foam monitor, sementara petugas medis bersiaga di lokasi.
Ini bukan insiden nyata, melainkan Mayor Emergency Drill (MED) Level II 2025, simulasi penanggulangan keadaan darurat berskala besar yang rutin digelar oleh PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Dumai.
Kegiatan ini bukan sekadar latihan internal. Stakeholder eksternal seperti Danlanal Dumai, Polres Dumai, Kodim 03/20, RS Pertamina Dumai, BPBD, KSOP, Pertamina Hulu Rokan, Pertamina Transkontinental, hingga tokoh masyarakat Tanjung Palas turut dilibatkan. Mereka menjadi bagian dari skenario kompleks yang menguji koordinasi dan responsivitas tim internal dan eksternal.
Tahun ini, MED Level II menampilkan simulasi kebakaran mesin kapal MT Stolt Mercury di Jetty 1, yang berdampak pada tumpahan minyak di perairan sekitar. Tim TBKD dan OKD diuji untuk merespons cepat, terkoordinasi, dan sesuai prosedur HSSE.
“Latihan ini bukan hanya mengukur kemampuan tim, tapi juga menyegarkan kesiapsiagaan mereka menghadapi situasi darurat yang nyata,” kata Agustiawan, Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI RU II Dumai.
“Setiap skenario berbeda setiap tahun, untuk memastikan semua tim adaptif dan siap menghadapi berbagai kemungkinan.”
Proses simulasi berlangsung bertahap: mulai dari penggunaan APAR, Fixed Foam Monitor, hingga pengerahan Fire Boat Sri Harbour. Penanganan tumpahan minyak dilakukan oleh Tim Tier 1 Oil Spill Combat, dengan pemasangan oil boom, oil absorbent, dan vacuum truck, mencegah sebaran minyak meluas.
Tidak hanya itu, tim juga melakukan evakuasi korban: seorang awak kapal mendapatkan perawatan medis di Poli Kesehatan Kerja sebelum dirujuk ke RSPD, sementara kru lain yang jatuh ke laut berhasil diselamatkan. Semua proses menekankan pentingnya ketepatan, kecepatan, dan koordinasi dalam situasi darurat nyata.
Sebelum drill, Kilang Pertamina Dumai melaksanakan table top exercise, sosialisasi ke perangkat kelurahan, BPBD, KSOP, dan tokoh masyarakat, memastikan komunikasi berjalan lancar dan masyarakat tetap tenang.
“Kami ingin masyarakat yakin bahwa setiap aktivitas kami terencana dengan aman, dan mereka menjadi bagian dari kesiapsiagaan bersama,” tambah Agustiawan.
General Manager PT KPI RU II Dumai, Iwan Kurniawan, menegaskan bahwa keberhasilan MED Level II 2025 adalah bukti pentingnya kolaborasi lintas instansi.
"Kami terus mengevaluasi prosedur HSSE, memastikan TBKD dan OKD siap menghadapi keadaan darurat. Simulasi ini menjadi cermin kesiapsiagaan kami,” ujarnya.
Simulasi ini juga menjadi pengingat bahwa keselamatan dan lingkungan selalu menjadi prioritas utama. Kolaborasi internal dan eksternal memastikan bahwa jika terjadi insiden nyata, respons cepat dan tepat dapat dilakukan, meminimalkan risiko terhadap manusia, aset, dan lingkungan.*
Penulis: Redaksi
Editor: Rezi AP