crossorigin="anonymous">
Budaya

Hari Batik Nasional 2025, PHR Berdayakan Masyarakat dan Lahirkan Batik Khas Sumatera

Redaksi Redaksi
Hari Batik Nasional 2025, PHR Berdayakan Masyarakat dan Lahirkan Batik Khas Sumatera

RIAUPEMBARUAN.COM -Peringatan Hari Batik Nasional menjadi momentum penting bagi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatera dalam menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian budaya sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PHR berhasil melahirkan berbagai batik khas daerah di Sumatera yang kini menjadi identitas baru sekaligus peluang ekonomi kreatif.

Berbagai karya batik binaan PHR lahir dari tangan-tangan kreatif masyarakat, mulai dari Batik Mandau di Bengkalis, Batik Khaman di Muara Enim, hingga Batik Lapas yang diproduksi oleh warga binaan di Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi. Setiap motif yang dihasilkan sarat makna budaya dan sejarah, sekaligus membuka ruang pemberdayaan bagi komunitas lokal.

Di Zona Rokan, PHR menghadirkan Batik Mandau sebagai hasil kreasi ibu-ibu PKK Kecamatan Mandau dengan dukungan Politeknik Bengkalis. Batik ini menampilkan motif khas Melayu seperti pucuk rebung, bunga melati, daun duri, hingga bolu kemojo. Yang menarik, terdapat motif lambang “Bermasa” (Bermarwah, Maju, dan Sejahtera), yang menjadi tagline Kabupaten Bengkalis. Program ini tak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan mendukung ekonomi kreatif masyarakat setempat.

Sementara di Zona 1, PHR menggagas program Batik Lapas di Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi melalui kelompok pengrajin Batik Kejora. Program ini memberi harapan baru bagi warga binaan untuk berkarya, mengasah keterampilan, sekaligus menyiapkan bekal hidup pasca-masa tahanan. Batik Lapas bahkan telah memperoleh Hak Cipta atas sejumlah motif khas, termasuk batik Angso Duo, motif Pian Puan, hingga motif Korona. Perlindungan HAKI ini menjadi jaminan keaslian karya sekaligus dorongan bagi inovasi produk.

Tak kalah menarik, di Zona 4 PHR mendukung Rumah Kreatif Boek Khaman yang digerakkan Karang Taruna Desa Lubuk Raman, Kecamatan Rambang Niru. Dari sini lahirlah Batik Khaman dengan motif utama buah khaman, sebuah buah eksotis yang menjadi asal-usul nama desa. Motif buah khaman dipadukan dengan Kapak Beliung sebagai simbol sejarah peradaban lokal. Program ini bukan sekadar pelestarian budaya, tetapi juga bentuk nyata pemberdayaan generasi muda untuk mengembangkan karya seni bernilai ekonomi.

Corporate Secretary PHR Regional 1 Sumatra, Eviyanti Rofraida, menegaskan bahwa program ini adalah bukti nyata kepedulian sosial perusahaan. “Melalui dukungan terhadap batik-batik binaan PHR, kami tidak hanya merayakan Hari Batik Nasional, tetapi juga membuktikan bahwa program TJSL dapat menciptakan kemandirian ekonomi sekaligus menjaga budaya tetap hidup dan memberdayakan masyarakat,” ujarnya.

Kontribusi PHR di Hari Batik Nasional ini menegaskan peran perusahaan bukan hanya sebagai pengelola migas, tetapi juga mitra masyarakat dalam membangun ekonomi kreatif, memperkuat warisan budaya, dan meningkatkan martabat sosial.

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina yang mengelola bisnis hulu migas di Regional 1 Sumatra, mencakup wilayah dari Aceh hingga Sumatra Selatan. PHR menyumbang sepertiga produksi minyak bumi Subholding Upstream Pertamina dan menjadi salah satu produsen energi terbesar di Indonesia.

Pada 2025, PHR menyelesaikan restrukturisasi organisasi dengan mengintegrasikan Zona 1, Zona Rokan, dan Zona 4 ke dalam struktur Regional 1. Langkah ini bertujuan meningkatkan efisiensi, memperkuat ketahanan energi nasional, dan mendukung program Swasembada Energi pemerintah.*
---
Apakah berita ini mau saya buatkan juga versi singkat (300??"400 kata) supaya lebih ringan dibaca pembaca online dan cepat naik di pencarian Google?

Penulis: Redaksi

Editor: Rezi AP


Tag:Hari Batik NasionalPT PHRPertamina Hulu Rokan