crossorigin="anonymous">
Nasional

Optimalisasi Lahan dan Pompanisasi Jadi Fokus Percepatan Swasembada Pangan 2025

Redaksi Redaksi
Optimalisasi Lahan dan Pompanisasi Jadi Fokus Percepatan Swasembada Pangan 2025

RIAUPEMBARUAN.COM -Menjelang musim kemarau yang diprediksi akan terjadi pada bulan Juli 2025, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Daerah (Pemda) menggelar rapat koordinasi untuk mempercepat program swasembada pangan.

Rapat ini difokuskan pada langkah-langkah optimalisasi lahan pertanian dan pemanfaatan teknologi guna menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan cuaca kering.

Dalam rapat tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan, Ali Jamil menegaskan pentingnya peran Pemda, khususnya Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura, untuk mengawal kelancaran pelaksanaan program percepatan cetak sawah dan penyaluran alat dan mesin pertanian (Alsintan).

Ali Jamil menyampaikan bahwa Kementan telah menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam rangka mencapai target swasembada pangan di tahun anggaran 2025.

“Tahun 2025 ini, anggaran kita untuk menyentuh program tersier belum cukup. Maka Pak Menteri Pertanian memohon kepada Pak Menteri PUPR agar anggaran di kementeriannya bisa dimanfaatkan untuk menyesaikan program tersebut. Inilah yang coba kita gerakkan agar Kepala Dinas di Kabupten/Kota maupun Provinsi dapat mengawal kegiatan ini. Sehingga indeks pertanaman padi bisa meningkat,” terang Ali Jamil, Selasa (3/6/2025).

Salah satu program yang dicanangkan adalah penambahan luas tanam padi seluas 1,5 juta hektare. Target ini mencakup optimalisasi lahan seluas 665 ribu hektare serta pompanisasi lahan seluas 884 ribu hektare. Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan penyediaan sarana produksi pertanian (Saprodi) dan alsintan, serta pengembangan irigasi padi hemat air sebagai upaya meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya air.

Ia menekankan agar Pemda berperan aktif memantau dan memastikan pelaksanaan program berjalan sesuai rencana. Salah satu fokus utama adalah peningkatan indeks pertanaman padi di sawah tadah hujan melalui penggunaan pompa air. Hal ini diharapkan dapat memungkinkan terjadinya panen dua kali dalam setahun di daerah yang selama ini hanya mampu panen sekali, terutama saat musim kemarau.

“Dengan adanya irigasi perpompaan dan perpipaan ini, harapan kita dimusim kemaraupun bisa dilakukan penanaman. Setelah kita lakukan optimasi, mudah-mudahan dari yang biasanya hanya satu kali, bisa jadi dua sampai tiga kali penanaman pertahun,” ungkapnya.

Untuk memperkuat program ini, Kementan telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian Nomor B-177/SR.040/M/05/2025 tentang Optimasi Penanaman Padi. SK ini menjadi landasan resmi dalam pelaksanaan intervensi di sawah tadah hujan guna mendukung peningkatan produksi padi nasional.

Ali Jamil berharap, dengan dilakukannya intervensi ini, ketahanan pangan nasional tetap terjaga meski menghadapi tantangan musim kemarau yang diprediksi berlangsung cukup panjang. Dimana upaya ini menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas pasokan pangan sekaligus mendukung kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.

“Dulu biasanya saat musim kemarau tidak ada panen atau hanya sesikit hasil panennya. Namun dengan adanya SK Menteri ini, harapannya kita bisa panen padi lebih besar lagi dan produksi beras kita di Juni - September minimal bisa mencapai 1,5 juta ton perbulannya,” tutup Sekjen Kementan.*

Penulis: Redaksi

Editor: Hendra Gunawan


Tag:Pemprov Riau